Powered By Blogger

Senin, 20 April 2009

SINEMATOGRAFI

SINEMATOGRAFI

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin sinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).

Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.


Film dalam perkembangannya sudah masuk sebagai sebuah industri. Karena itu, sudah sangat sulit untuk memastikan apakah film yang dianggap bagus bisa untuk penilaian skenarionya yang bagus atau sutradaranya yang bagus. Bisa jadi karya film itu menjadi bagus karena produsernya.

Dalam produksi sebuah film ada tiga pilar-istilah orang film, three engle-yang punya andil besar menentukan mutu akhir film, yaitu penulis skenario, sutradara, dan sang produser yang punya duit.

Memang masih ada bagian editing, music scoring, dan sinematografi. Tapi peran mereka ini kurang diketahui oleh masyarakat. Padahal, dari kalangan praktisi film digambarkan bahwa editing, music scoring, dan sinematografi sangat menentukan mutu sebuah film.

Unsur – Unsur Sinematografi

Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek tersedia dan adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahp inilah unsur sinematografi mulai berperan. Unsur sinematografi dapat dibagi menjadi 3 aspek, yakni kamera dan film, framing, serta durasi gambar. Penjelasan setiap unsur dari sinematografi sebagai berikut :

A. Aspek Kamera dan Film

A.1. Jenis Kamera dan Film

Jenis kamera dalam produksi film dapat dibedakan menjadi dua, yakni kamera digital dan kamera film. Kamera film menggunakan format seluloid sementara kamera digital menggunakan format video. Film cerita bioskop umumnya diproduksi dengan kamera film sementara kamera digital sering kali digunakan untuk memproduksi film dokumenter dan film independen.

  1. 2. Tonalitas

Pada pesawat televisi atau monitor komputer, kita dapat mengontrol tonalitas gambar melalui pengaturan kontras, brighthness, color, dan lainnya sehingga gambar bisa diatur lebih gelap atau terang, serta warna dapat diatur lebih muda atu lebih tua.

A. 3. Kecepatan Gerak Gambar

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah slow-motion atau fast-motion, yakni kecepatan gerak pengambilan gambar yang lebih lambat atau lebih cepat. Adapun juga teknik reverse motion, teknik ini jatang ditemukan dalam sebuah film. Teknik ini membalikankembali sebuah shot (berjalan mundur) mengguanakan kecepatan normal, lebih cepat atau lebih lambat.

A. 4. Penggunaan Lensa

Hampir sama seperti mata manusia, lensa kamera juga mampu memberikan efek kedalaman, ukuran, serta dimensi suatu obyek atau ruang.

  1. Short Focal atau Wide-Angle

Lensa jenis ini akan membuat obyek terlihat lebih jauh dari jarak sebenarnya. Ruang yang lebih sempit akan terlihat luas dari ukuran sebenarnya.

  1. Normal Focal Length

Lensa ini mengghilangkan efek distorsi perspektif atau memberikan pandangan selayaknya mata manusia tanpa menggunakan lensa.

  1. Long Focal Length atau Telephoto

Lensa ini mampu mendekatkan jarak saehingga obyek pada latar depan dan obyek pada latar belakang tampak berdekatan.

  1. Zoom

Lensa zoom sering digunakanuntk menggantikan pergerakan kamera maju atau mundur. Lensa mampu memperbesar dan memperkecil suatu obyek.

  1. Deep Focus dan Rack Focus

Teknik Deep Focus mampu menampilkan gambar yang ketajamannya sama dari latar depan hingga latar belakang, sedangkan teknik Rack Focus hanya menampilkan latar belakang atau latar depan yang fokus.

    1. 5. Efek Khusus

Efek khusus yang paling sering digunaka adalah teknik superimpose. Teknik ini memadukan dua gambar atau lebih dalam satu frame. Satu lagi teknik yang populer pada era silam, yakni dengan layar proyeksi atau sering disebut back dan front projection, sebuah teknik yang memungkinkan pengambilan gambar di studio tanpa harus ke lokasi sebenarnya. Setelahnya dan hingga kini hampir semua film – film fiksi ilmiah, superhero, fantasi, bencana, hingga 3 dimensi, selalu menggunakan teknologi CGI (Computer Generated Imagery).


B. Framing

Dalam sebuah film hampir tidak pernah seluruh unsur obyek diperlihatkan pada penontonnya. Sebuah film hampir tidak pernah terus menerus memperlihatkan para karakter lengkap seluruh latarnya dalam jarak yang sama sepanjang filmnya. Pembatasan gambar oleh kamera inilah yang disebut dengan istilah pembingkaian atau framing. Kontrol pembuat film terhadap framing akan sangat menentukan persepsi penonton terhadap sebuah gambar atau shot.

B. 1. Jarak, Sudut, Kemiringan, serta Ketinggian Kamera terhadap Obyek

1. Jarak

Jarak yang dimaksud adalah dimensi jarak kamera terhadap obyek dalam frame. Kamera secara fisik tidak perlu berada dalm jarak tertentu karena dapat dimanipulasi menggunakan lensa zoom. Obyek pada umumnya berupa manusia dan diukur dengan proporsi manusia atau obyek dalam sebuah frame.

b. Extreme Long Shot

Extreme long shot merupakan jarak kamera paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas.

c. Long Shot

Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Long shot sering digunakan untuk establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat.

d. Medium Long Shot

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.

e. Medium Shot

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas serta sosok manusia mulai tampak dominan dalam frame.

f. Medium Close-up

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi pada frame.

g. Close-up

Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim.

h. Extreme Close-up

pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti hidung, telinga, mata, dan lainnya ataau dari sebuah obyek.

2. Sudut

Sudut kamera adalah sudut pandang kmera terhadap obyek yang berada dalam frame. Secara umum ssudut kamera dapat dibagi menjadi tiga, yakni

1. Straight-on angle

kamera melihat obyek dalam frame secara lurus.

2. High-angle

sudut kamera high-angel mampu membuat sebuah obyek seolah tampak lebih kecil, lemah, serta terintimidasi. Pengambilan high-angel kamera melihat obyek dalam frame berada dibawahnya.

3. low-angel

sementara low-angel membuat sebuah obye tampak lebih besar, dominan, percaya diri, serta kuat. Pengambilan gambar low-angel kamera melihat obyek dalam frame yang berada di atasnya.

3. Kemiringan

Kemiringan kamera adalah kemiringan terhadap garis horizontal obyek dalam sebuah frame

4. Ketinggian

Ketinggian kamera adalah tinggi kamera terhadap obyek dalam frame. Tinggi kamera yan sering digunakan dalam sebuah film adalah sejajar dengan mata manusia.





1 komentar:

  1. makasi..
    artikelnya bantuin saya ngerjain film pendek untuk tugas akhir tahun

    BalasHapus